Review solo trip ke Vietnam, part 1 arrival in Ho Chi Minh City

16 – 21 Juli lalu ada kesempatan ke Ho Chi Minh City, Vietnam, tiket PP dah dibeliin, sama hotel buat 3 malam juga udah dicover (solo trip kantor). Jadi yg dicover personal adalah nginap 2 malam di Ho Chi Minh, makan, dan traveling expense, so mungkin kalau kalian solo backpacker atau group trip kesini, biaya-biaya dan hal-hal lainnya perlu menyesuaikan. Foto-foto di artikel ini mayoritas hasil google, karena hape hilang saat jalan-jalan disini (dan gag aktifkan android shared photo), kenapa bisa hilang? baca aja deh sampe habis reviewnya, hehe.

Notes 1, saya gag nukar rupiah ke vietnam dong (VND) sama sekali, atau bawa USD juga nggak, modal bawa kartu debit BCA, Mandiri & BNI aja, baca-baca review di internet sih katanya mending tarik ATM aja ntar di negeri orang, ratenya rate bank jadi lebih bagus ketimbang di money changer dan lebih aman juga, karena gag bawa2 uang cash nominal gede di dompet. Modal baca review doang saya percaya, hehe.
Notes 2, better di setiap debit card yang kamu bawa ada internet bankingnya, jadi kamu bisa cek rate setiap penarikan dan biaya yang dikenakan serta kalau misalnya mesin ATM menelan kartu debit kamu, kamu bisa segera transfer balance di kartu yang ketelan itu ke kartu lainnya (ada beberapa kasus dishare online kartu debit dari Indonesia ditelan ama mesin ATM karena perbedaan jumlah nomor PIN (4 sama 6 digit).

Notes 3, saya menggunakan penerbangan yang sama dari Jakarta ke Ho Chi Minh, Tiger air, jadi check in udah langsung sepaket saat mau pergi di Jakarta maupun saat mau pulang di Ho Chi Minh, dan bagasi sudah langsung dipindahkan saat transit di bandara Changi. Yang saya bawa saat transit di Singapura hanya backpack simple, isinya laptop, charger, buku jurnal harian kesayangan, air minum botol dan peta. Light backpack solo traveler ini saat bermanfaat ketika jalan-jalan edisi transit 5 jam saat rute pulang.

Dari Jakarta naik Tiger air di terminal 2 Soetta, berangkat jam 9.45, nyampe Changi jam 12.40, beda sejam waktu Jakarta dan Singapura. Keliling-keliling Changi airport, nyampenya kan di terminal 2, muter2 lihat-lihat Changi airport, maklum kampung, ini yang perdana kemari. Lihat outlet-outlet coklatnya, banyak yang menarik. Oh ya saya sempat mencoba trik di Notes 1 untuk narik tunai di Changi airport, ngetes di ATM OCBC pake kartu debit BCA (karena di ATM ini ada logo Cirrusnya), narik 100 dollar Singapore, di ebanking tercatat balance keluar seperti di gambar berikut.

tarik tunai ATM Singapura pakai debit indonesia
tarik tunai ATM Singapura pakai debit indonesia

So, 1 dollar Singapura saya beli seharga Rp 9.758,55 (not baaaddd at all cuyy, ketimbang rate money changer bandara jakarta)
Dengan biaya administrasi Rp 25.000, yang langsung dibebankan ke rekening BCA saya.

Nah, sekarang baru pede keliling-keliling Changi dengan dollar Singapura seadaanya di kantong. Hmm, ternyata outlet-outlet di Changi mahal-mahal semua. Jadi jajannya ntar aja deh, pas rute pulang, karena saya niat keluar dari Changi airport saat next transit disini. (next review: Review solo trip 5 Jam transit di Singapura, Changi – MRT- Merlion – Orchard st)
Muter-muter ke terminal 1 via Skytrain Changi airport. Seru suasana airportnya disini, ada bioskop, ada tempat istirahat, ada banyak hal deh, udah kayak jalan-jalan di mall, hehe, maklum kampung.
Next lanjut ke terminal 3, via Skytrain juga.
Dari terminal 3 ke terminal 2 naik Skytrain juga. Cek peta di bawah ini deh kalo bingung ngebayanginnya.

peta changi airport
peta changi airport

Sampe di Terminal 2 udah jam 15.00, pesawat ke Ho Chi Minh berangkat jam 15.30, maka saya segera masuk ke terminal keberangkatan yang tertera di papan display pengumuman. Di pesawat, baca-baca majalah, baca buku di tas, tas backpack kecil saya selalu saya letakkan di bawah, karena buku, headset, macam-macam keperluan saya ada disana semua.

Sesampainya di Ho Chi Minh, Tan Son Nhat International airport terminal 2, keluar lewat imigrasi, gag begitu lama ngantrinya. Kemudian ambil bagasi, keluar dari bandara segera cari ATM terdekat, posisi ATM center ada di sebelah kanan ujung sekali, ada banyak ATM disini, saya pilih HSBC.

Saya tarik 2.000.000 VND, ternyata ada biaya tambahan 50.000 VND, jadi saya menarik uang 2.050.000 VND disini. Uangnya pecahan besar semua, 500.000 VND 4 lembar, sementara saya perlu uang pecahan kecil buat naik bis. Jadi saya tarik lagi 200.000 VND, juga dengan biaya tambahan 50.000 VND. Total rupiahnya di image berikut diambil dari rekap ebanking BCA.

tarik tunai ATM HSBC Vietnam pake debit BCA Indonesia
tarik tunai ATM HSBC Vietnam pake debit BCA Indonesia

Nah, disini ada biaya Rp 25.000 juga beban dari BCAnya. Secara rate (mengabaikan biaya 50.000 VND & Rp 25.000). 1 IDR = 1,635 VND. Yep, rupiah lebih tinggi ketimbang Vietnam dong.
Kemudian saya baru ingat, mau beli kartu turis disini, cek ada mas-mas yg tulisan di kartonnya 3G Simcard, ya sudah, saya datangi bilang pake bahasa inggris mau beli simcard, ehh terus dia malah ngomong pake bahasa Vietnam, nah, bingung,Ā  saya bilang “Sorry, can you speak english?”. Dia juga bingung, baru sepertinya sadar dan kemudian ngomong pake english “ahh, sory, I think you’re vietnamese, your face just look like us, where are you come from ?”
heh, oke, memang agak mirip2 sepertinya Indonesia sama Vietnam wajah-wajahnya, sambil ngobrol2, saya beli Simcardnya seharga 130.000 vnd (seharusnya saya gag narik 200.000 vnd tadi di atm, ini udah dapat uang kecil kembalian belanja, hadeh). Dia bilang selama saya stay 5 hari disini kartunya bisa dipake internetan, sms & telpon nomor vietnam unlimited. Dipake, yeay, back to internet, aktifkan WA & Line, kabarin orang rumah.
Dari airport, naik bis 152 ke Pham Ngu Lao street, jalannya para turis dan backpacker. Tarif bisnya 10.000 dong, 5.000 untuk orangnya dan 5.000 untuk bagasi saya. Mungkin 152 ini bisa disamakan kayak Damri deh, tapi busnya lebih kecil kayak metromini, tapi pengemudinya lebih santai dan ramah ketimbang metromini. Bis 152 ini kabarnya selalu ada sih, dari jam 8 pagi hingga jam 6 sore. Saya sampai waktu itu jam 5 sore.

bis 152 ho chi minh vietnam
bis 152 ho chi minh vietnam

Dia berhenti beberapa kali, naikin penumpang Vietnam lainnya, suasananya rame di Ho Chi Minh, banyak banget motor, kayak Jakarta, tapi kendaraannya lancar, gag macet, ramai dan lancar. Helm pengemudi motor sini gag SNI banget, haha.

jalanan di ho chi minh city
jalanan di ho chi minh city

Sekitar 30 menitan, bis yang saya tumpangi ini tiba di stasiun yang letaknya dekat dengan Benh Tanh Market dan Pham Ngu Lao street. Jadi saya jalan kaki saja, ke penginapan backpacker yang saya pesan beberapa hari lalu via Agoda, yakni di Vietnam Inn Saigon, seharga Rp 190.000 untuk 2 malam yang dorm sekamar isi 10 orang mix gender, bayarnya pake jasa paradise-indonesia.com (saya gag ada credit card).
Link hotelnya http://www.agoda.com/vietnam-inn-saigon/hotel/ho-chi-minh-city-vn.html
Saya pilih disini karena rekomendasi teman vietnam sih, dia bilang bagus baik lokasi, service, harga maupun viewnya.

Check in, kembali si resepsionist ngomong pake bahasa Vietnam kepada saya, dafuq.
Setelah penjelasan, lalala, kasih passport ke resepsionist, dia kasih kunci, saya diantar ke kamar di lantai 5, ada 3 kamar disini, shared dorm semua. Kamar saya isinya 10 bed, 5 bunkbed 2 tingkat, saya dapat di pojokan bunkbed bagian bawah. Kamarnya mix gender, 4 cewe western (cakep cakep), 3 cowo western, 1 cowo asia (cakep, red:saya), 2 bed lagi kosong. Toiletnya 1 mix gender juga, ada 6 toilet room yang digabung dengan kamar mandi juga. Karena mix toilet room, kalo ke toilet sering pas pasan sama cewe yang pake handuk doang, ato kadang pake bra sama handuk kecil doang lagi sikat gigi di cermin besar memanjang dan beberapa wastafel yang dipake bersama. Not recommended place to stay ya teman if you have problem with this view šŸ™‚
Selama 2 malam saya stay disini, penyewanya mostly western, kayaknya cuma saya sendiri deh yang asia, sama ada 2 orang cewe dari Cina sepertinya di malam terakhir saya stay.
Bongkar muatan, simpan laptop dan barang berharga di locker yang disediakan (gembok kecilnya bawa sendiri), bawa backpack kecil, pake sendal, keliling Pham Ngu Lau di malam hari, sendirian, ya, sendirian, namanya solo traveler (sedih).
Disini ada tamannya, banyak orang Vietnam yang olahraga, sampe malam jam setengah 7an, ada banyak juga mbak mbak vietnam yang senam, lari2 dan olahraga lainnya. Kemudian keliling-keliling di jalan Pham Ngu Lao dan Bui Vien. Berikut ini maps area yang saya keliling malam ini.

pham ngu lao street area
pham ngu lao street area

Vietnam Inn Saigon ada di Le Lai street, lihat-lihat taman, kemudian keliling Pham Ngu Lao dan Bui Vien street. Jujur, saya gag nyangka kalo Vietnam seperti ini ramenya, turis dimana-mana, di setiap blok ada yang menawarkan paket perjalanan, sampe ke Laos, Kamboja & Thailand (next time, if I have more time & money, I’ll consider Vietnam – Laos – Cambodia – Thailand backpack trip). Bar ada dimana-mana, tempat makan, dan berbagai hal lainnya, seru jalan-jalan disini.

pham ngu lao & bui vien nightlife
pham ngu lao & bui vien nightlife

Cari makan, beres, ada rumah makan india yang halal disini dan ada juga di deretan sebelah kiri Benh Tanh market, disana banyak rumah makan malaysia yang islami, dan pengunjungnya banyak orang malaysia.
Cari motor, beres, dapat yang harganya 100.000 dong perhari, nama tempatnya Shop Hoang Loan di ujung Bui Vien steet yang mengarah ke bunderan Benh Tanh, jual aksesoris juga tokonya, jam & kacamata, saran saya kalo nyewa motor mending sekalian beli kacamata hitam, karena helm yang nggak SNI, kalau jalan jauh banyak debu masuk ke mata. Untuk sewa motor mereka perlu menyimpan pasport kita, jadi pasport saya yang di hotel saya ambil dulu, baru kasih ke penyewaan motor.
Keliling Ho chi minh di malam hari, sendirian pake motor, wah, serunya itu luar biasa. Gag tau jalan sama sekali, bermodal GPS di smartphone, muter2 keliling, lihat-lihat suasana kota Ho chi minh. Isi bensin karena dikasih bensinnya udah dikit banget, kode kodean sama mamang bensinnya, dia bilang 50.000 dong, karena sudah disetel di angka itu, saya ikut saja, bayar 50.000 dong sudah mau penuh bensin skuter yang saya sewa.
Capek, pulang ke penginapan, parkir motor di depan, ini tukang parkir ngomong pake vietnam lagi, hadeh, jelasin, lalala, eh ternyata bahasa inggrisnya bagus walau sudah tua bapak-bapaknya, dia bantu masukin ke parkir dalam, sambil nanyain “Are you sure you stay in here?”, saya jawab “Yeah, why?”, “hmm, nothing.” jawabnya sambil senyum gag jelas.
Lanjut to next post ya, first full day trip in Ho Chi Minh, with motorcycle šŸ™‚

5 thoughts on

Review solo trip ke Vietnam, part 1 arrival in Ho Chi Minh City

  • anis

    mau tanya, kartu debitny hrs visa atau blh master? ktnya ATM di Vietnam kebanyakan terima kartu visa…

  • Azhi

    Kak klo entry vietnam apakah perlu mengisi imigration card? Simcardnya 100rb dong itu paket termurah kah

    • Ahmad Arib

      Seingat saya gag perlu isi imigration card kita yang dari Indonesia ke Vietnam.
      Simcard 100rb dong itu yang termurah available di bandara, mungkin diluar bandara bisa lebih murah lagi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *