Eaaa, judulnya gaya banget, padahal aslinya nggak sama sekali, baca deh sampe akhir buat yang penasaran apa itu artificial intelligence, bidang yang sedang banyak banget dibahas saat ini, dan mulai kelihatan muncul gerakan-gerakan belajar AI di Indonesia, yang sepertinya (sepertinya lho ya) baru kelihatan di kota-kota besar Indonesia saja, seperti Jakarta, Bandung, Yogya dan Surabaya. Padahal bidang ini menjanjikan banget ke depannya, dan selayaknya semua orang belajar mengenai hal ini, gag cuma yang belajar dan kerja di bidang IT aja, karena nantinya AI akan memasuki semua bidang, yep, semua bidang, mulai dari ekonomi, kesehatan, pertanian, keamanan, pendidikan, dan lainnya. Sama seperti internet, AI diyakini sebagai general technology yang akan membentuk masa depan.
Perkenalan saya dengan AI dimulai tahun lalu, tepatnya pada kelas big data algorithm, di kelas itu saya kenal dengan seorang siswa Phd yang asalnya dari Pakistan. Dia cerita mengenai machine learning dan Tensorflow, mulai dari sana saya tertarik untuk belajar tentang machine learning, ambil kelas online Andrew Ng (dulunya Prof di Stanford Univ, founder Coursera, former head Google Brain/Baidu AI) di Coursera (berikut linknya: https://www.coursera.org/learn/machine-learning), dan ambil kelas formal machine learning di kampus di semester 2. Nggak daftar formal, karena kelasnya sudah penuh, cuma datang-datang aja ke kelas, dan kelasnya super rame, sampe banyak siswa yang berdiri di dalam kelas, satu departemen computer science tertarik untuk belajar machine learning semua. Tamat kelas online Andrew Ng dan setengah jalan kelas formal, saya ikut kelas online Convolutional Neural Network for Visual Recognition dari Stanford University juga (linknya disini https://www.youtube.com/playlist?list=PL3FW7Lu3i5JvHM8ljYj-zLfQRF3EO8sYv).
Setengah jalan ikut kelas Visual Recognition dari Stanford, Ika ngajakin ikut lomba Telkom Socio Digi Leaders, kita ikutan, ajak Irfan juga, brainstrom, nemulah ide Kancatani, yang salah satu fungsinya adalah mendeteksi hama padi dan penyakitnya dengan menggunakan visual recognition. (cek video kita disini https://www.youtube.com/watch?v=zHR0D7Feexs)
Modelnya baru saja kelar saya riset, dan akan saya presentasikan di International Conference on Mathematics and Artificial Intelligence, Chengdu, China April nanti 🙂
Di lomba Telkom SDL kita nggak menang, dapat 10 besar saja, tapi dapat tiket balik ke Indonesia gratis, ke Bali juga, akomodasi semua ditanggung, dan dapat uang jajan juga.
See, that’s not hard right?
Lakukan aja langkah-langkah yang sudah saya lakukan, ambil kelas online, ikuti lomba atau medium praktek lainnya, dan kalau mau tulis praktek yang kamu lakukan dalam bentuk paper, submit ke conference atau jurnal yang relevan, dan ulangi terus proses ini sebanyak yang kamu suka, atau sampe benar-benar paham mengenai AI.
Karena Indonesia butuh kita bro sist, Artificial Intelligence bakal dibutuhkan banyak untuk negara kita, dan di semua bidang, gag peduli saat ini bidang pekerjaan atau studimu apapun juga. Dunia udah lama gerak cepat (Alexnet 2012, bisa dibilang awal modern AI & deep learning), Amerika yang leading nomor 1, selalu, kita semua tahu itu. Eropa yang selanjutnya, agak gag fair juga karena Eropa sekumpulan negara, tapi okelah kita anggap mereka yang selanjutnya, Eropa luar biasa usaha yang dilakukan untuk Artificial Intelligence. Dan selanjutnya ada China, wah saya mesti kasih tahu ini karena banyak banget yang gag tahu, Maret 2016 (udah nyaris 2 tahun lalu) saat AlphaGo versus Lee Sedol di Seoul, dan Lee Sedol kalah 4-1, tayangan live-nya ditonton oleh 60.000.000 warga China doang, yep, CHINA doang itu ada 60.000.000 orang yang nonton. Untuk perbandingan, estimasi hanya ada 20.000.000 dari seluruh dunia yang menonton siaran live-nya. Go merupakan board game tertua di dunia yang terus dimainkan hingga saat ini, asalnya dari China dan usianya sekitar 3.000 tahun, populer di China, Jepang dan Korea Selatan. Itu 60.000.000 orang yang nonton 2 tahun lalu, cuma sebagian kecil banget yang pernah denger apa itu AI, dalam waktu seminggu (masa pertandingan AlphaGo versus Lee Sedol) 60.000.000 orang ini membicarakan tentang AI, satu negara membicarakan bidang ini, semua Universitas, lembaga Pemerintah, kantor-kantor BUMN dan Perusahaan Swasta mulai membicarakan hal ini. 60.000.000 orang itu banyak banget lho, itu nyaris seperempatnya warga Indonesia. Dan Xi Jinping memprioritaskan AI dalam pembangunan China di masa depan dalam Kongres Partai Komunis beberapa waktu lalu. Mari kita lihat eksekusi pemerintah di bidang AI, sejauh ini eksekusi pemerintah di bidang renewable energy (cek deh 3 gorges dam & xinjiang wind farm, both the biggest in their respective field) serta bidang transportasi (cek deh jaringan kereta cepat terpanjang di dunia) sangat keren menurut saya pribadi.
Kemudian dimana posisi Indonesia di dunia dalam bidang AI? negara yang memiliki penduduk nomor 4 terbesar di dunia. China populasi nomor 1 bisa bangga dengan berbagai pencapaiannya, termasuk berbagai orang top di bidang AI, sebut saja Angrew Ng (itu udah disebut profilnya diatas), Fei Fei Li (Prof Stanford, yang bikin Imagenet database dan kelas Conv Net diatas linknya, saat ini baru ditunjuk jadi head Google AI Lab di Beijing, China), Aja Huang (dari Taiwan sih, saya ambil posisi pemerintah China aja yang bilang kalo Taiwan provinsi di China, haha. Beliau tim DeepMind, ada profilnya di film dokumenter AlphaGo, dokumenter ini keren parah, wajib nonton, di Netflix ada, kalau mau torrent juga ada di situs-situs pirate seperti link ini https://rarbg.is/torrent/id9v4bq), dan lainnya. India bisa bangga dengan engineer IT-nya yang bejibun banyaknya, saya gag banyak tahu profilnya karena gag di India juga, namun semua orang tahu pasti CEO Google om Sundar Pichai dan Satya Nadella yang keduanya dari India. Amerika, best of the best, banyak banget kalo dari Amerika mah, mudah-mudahan nanti bisa lanjut sekolah kesana. Dan kemudian negara terbesar keempat di dunia, Indonesia, jeng jeng jeng. Saya tahu bahwa ada beberapa perusahaan yang mengaplikasikan AI di Indonesia, diantaranya kata.ai (bidang Natural Language Processing, NLP), snapcart.global (Image Recognition) dan banyak perusahaan lain di analisa data dan forecast. Dengan populasi sebanyak 261 juta orang, dan banyak juga yang berada di berbagai belahan dunia, banyak warga Indonesia yang di Amerika, Eropa, Australia, Jepang, Korea, China, dan berbagai negara lainnya. Juga kita punya ratusan Universitas di Indonesia, baik universitas negeri maupun swasta. Saya yakin kita masih bisa melakukan banyak hal di bidang AI, toh juga implementasi AI pada akhirnya sangat spesifik di field masing-masing dan negara masing-masing, yakin deh gag ada perusahaan startup dari Amerika atau China dalam waktu dekat yang sanggup saingan sama Kata.ai untuk NLP Bahasa Indonesia (atau mungkinkah???).
Beberapa bulan lalu sempat denger kalo tim dari Indonesia yang menang Microsoft Imagine Cup, dan menang di regional Asean bawa metode machine learning untuk deteksi hoax. tebak dari Universitas mana? ITB, darimana lagi. Klasik, best of the best, ekslusif, yang paling pintar, dosen terbaik, prestasi terbanyak, kesempatan kerja terbaik, dikumpukan di 3 Universitas terbesar di Indonesia, UI, ITB & UGM. Menurut saya, mereka yang berhasil masuk di Univ-univ top menikmati satu hal penting yang tidak dinikmati oleh yang lain, apa itu?
Informasi.
Sepenting apakah informasi?
Coba perhatikan hal berikut
Anggaplah kamu saat ini sedang ikut acara TV show di MetroTV, dihadapkan dengan 3 pilihan pintu. Salah satu dari pintu ini membuka hadiah mobil Tesla model S, sementara 2 lainnya hanya berisi kambing. Anggaplah kamu memilih pintu nomor 1, si host kemudian (yang tahu isi di belakang masing-masing pintu) membuka pintu nomor 3, yang dia tahu berisi kambing. Dan dia akan bertanya padamu, kamu masih mau tetap di pilihan awalmu di nomor 1 atau pindah ke nomor 2?
Pilihanmu? tetap nomor 1? atau pindah nomor 2?
Jika kamu tetap di nomor 1, kemungkinan dipintu tersebut ada mobil hanya 33%.
Namun kalau kamu memilih pindah ke pintu nomor 2, kemungkinannya menjadi 66%.
Bingung kok bisa? cek di google Monty hall problem.
Paradox ini menggambarkan betapa informasi, tepatnya curated information bisa membuat kemungkinan mendapat hadiah yang dalam hal diatas berupa mobil, dalam kenyataannya bisa jadi pekerjaan dengan gaji oke, beasiswa pendidikan lanjut, dll, bisa menjadi 2x lipat.
Saran saya saat ini kalau kamu masih SMA, targetin masuk Univ-Univ top Indonesia, kalau bisa dunia.
Begitu juga untuk lanjut S2 mapun S3 nantinya, targetin masuk Univ top.
Apakah saya awalnya dulu S1 Univ top, nggak, tapi saya merasakan beratnya mendapat kesempatan yang sama dengan tetangga kampus top. Terus apakah masuk Univ top juga menjamin? nggak juga, sekali lagi itu cuma melipatgandakan kesempatan, kalau pake contoh diatas, setelah pindah ke pintu 2 yang memiliki kesempatan 66% bisa jadi juga di pintu 2 yang keluar adalah kambing, bukannya mobil. Sekali lagi, ini cuma tentang kemungkinan, bahasa kerennya probabilitas.
Nah kemudian kalau sudah usaha, dapat kampus non-top, udah usaha sepenuh tenaga, tapi masih gag dapat juga, namun saya mau banget belajar Artificial Intelligence, apa yang bisa saya lakukan?
1. Siap-siap kurangi jam tidur (orang lain udah pada berapa tahun lebih awal darimu, masih bisa nyenyak tidur mikir ketertinggalan?)
2. Belajar bahasa Inggris (wajib fasih, minimal bisa baca blog bahasa Inggris dan buku bahasa Inggris)
3. Cari cara untuk koneksi internet (wifi kampus kek, warnet kek, bujuk ortu langganan internet di rumah kek)
4. Akses web www.fastai.com (mereka require 1 tahun pengalaman coding? belum punya pengalaman coding 1 tahun, belajar dulu coding, saran saya belajar Python & bashnya Linux)
5. Udah belajar coding, balik lagi ke www.fast.ai, akses juga materi-materi online berikut
https://www.youtube.com/playlist?list=PL3FW7Lu3i5JvHM8ljYj-zLfQRF3EO8sYv (fokus di Image)
https://www.youtube.com/playlist?list=PL3FW7Lu3i5Jsnh1rnUwq_TcylNr7EkRe6 (fokus di NLP)
http://www0.cs.ucl.ac.uk/staff/d.silver/web/Teaching.html (fokus di Reinforced Learning)
Mulai pusing? bagus, berarti udah pas kecepatan belajarnya, belum pusing? tambah lagi materi belajarnya.
Sesekali pahami teori dibelakang Artificial Intelligence, linear algebranya seperti apa, operasi matriks seperti apa saja. Pahami hardware di belakang AI ada apa saja, CUDA itu apa, mengapa orang-orang cuma pake Nvidia GPU graphic card, versi GPU mana yang cocok di budgetmu sama kebutuhan praktek. Gimana best practice deploy deep learning make cloud yang scalable. Baca-baca paper mengenai deep learning, AI, Machine Learning, semua bebas online di www.arxiv.org dan cek google scholar. Kemudian praktekkan yang udah kamu pelajari, bikin project yang menarik minatmu, idenya apa? cari sendiri, ada banyak banget! Kurang kreatif, join www.kaggle.com, ikuti kompetisi baik yang sedang jalan maupun yang udah lewat. Kemudian cari komunitas seiman dan setakwa, di forum.fast.ai rame banget, seru. Kalau kamu kebetulan di Jakarta, wajib ikutan https://www.meetup.com/AI-Saturdays-Jakarta/ yang diinisiasi oleh anak Singapura dan di Indonesia dibawakan oleh tim Gojek. Kebetulan di kota lain? inisiasi bareng teman-temanmu, isi form di https://nurture.ai/ai-saturdays. Nah kalau kebetulan lagi iseng dan ada waktu, nulis paper please entah di conference atau jurnal yang terindeks Scopus, pake bahasa Inggris. Malu ini kita akademisi Indonesia kalo dibandingkan dengan negara-negara tetangga karya tulis internasionalnya dikit banget. Saya juga baru mulai kok, baru coba-coba juga, Inggris saya masih kaco parah banget kok, tapi mulai aja, partisipasi minimal.
Dan mudah-mudahan tahun depan kita bisa lihat lebih banyak anak-anak Indonesia yang proficient di bidang AI secara khusus, dan IT secara general, amin.
Salam pendidikan gratisan!
Notes: Kalaupun kamu yang baca gag ada minat sedikitpun di bidang AI, please banget berikan ke temanmu yang kamu tahu bakal tertarik di bidang ini. Indonesia butuh sebanyak mungkin orang yang ngerti AI dalam tahun-tahun ke depan, please, bantu Indonesia 🙂